Advertorial Berita Daerah Berita Desa Birokrasi Hukum Investigasi Kemanusiaan dan HAM Kriminal Olahraga Supremasi Hukum TNI -POLRI

Aliansi Warga Desa di Magetan Mosi Tidak Percaya , Tuntut Perbuatan Kades Diduga Cabuli Mahasisswi KKN DiNonAktifkan

Magetan,Sinarpolitan.com- Puluhan warga Desa Kediren, Kecamatan Lembeyan, Magetan, Jawa Timur, melakukan aksi unjuk rasa di kantor kecamatan setempat, Kamis (2/2/2023). Pengunjuk rasa menuntut penyelesaikan hukum sebenar-benarnya, atas perbuatan Kades setempat yang diduga mencabuli seorang mahasiswi tengah ber-KKN di wilayah itu.

Warga pengunjuk rasa yang berkumpul di Aula Kantor Kecamatan Lembeyan itu, menyatakan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Kepala Desa Kediren, Dwi Heri Susanto, yang dianggap cacat secara moral.

“Bagaimana seseorang yang moralnya rusak, lantas memimpin ribuan warganya. Apa mau dibuat rusak semua. Untuk itu, kami minta agar Pak Camat secepatnya mengambil tindakan yang tepat untuk merampungkan kasus ini,” ucap Yatno, juru bicara pengunjuk rasa, kepada awak Media.

Ditambahkan Yatno, kebejatan moral Dwi Heri Susanto bukan cuma terjadi pada dugaan pelecehan seksual terhadap salah seorang mahasiswi Unipma (dulu IKIP PGRI Madiun) berinisial MC. Melainkan juga terhadap perangkat desa (wanita) di kecamatan lain, serta wanita warganya sendiri dan di wilayah Magetan di total sekitar 5 Korban Perempuan.

“Jadi, ada perempuan warga Desa Kediren, tetangga saya, itu hendak mengurus perceraian di Kantor Desa Kediren. Kades minta perempuan itu bersedia diajak keluar, jika ingin urusannya cepat selesai. Tapi perempuan itu menolak,” imbuh Yatno, menjelaskan.

Dijelaskan Yatno, indikasi adanya gelagat busuk yang dilakukan Dwi Heri Susanto terhadap mahasiswi yang sedang ber-KKN di desa itu, antara lain munculnya penarikan sebanyak 30 mahasiswi peserta KKN oleh Kampus Unipma sebelum berakhir masa KKN, pada pertengahan bulan Februari ini.

Sementara Kepala Desa Kediren, Dwi Heri Susanto, yang dikonfirmasi jurnalis di rumahnya membenarkan adanya penarikan sejumlah mahasiswa yang tengah ber-KKN di wilayahnya sebelum waktunya berakhir.

“Iya, memang benar ada 30 mahasiswa Unipma, terbagi dalam dua kelompok, yang sedang KKN itu ditarik pihak kampusnya sebelum masa KKN berakhir,” aku Dwi Heri Susanto.

Disinggung soal penarikan mahasiswa KKN itu akibat dari dugaan pelecehan seksual kepala desa terhadap salah seorang mahasiswi, Dwi Heri Susanto enggan menjawab.

“Kalau soal itu langsung tanya ke ridho pengacara saya saja,” ujar Dwi Heri Susanto singkat.

Wakil Rektor Bidang III Unipma, Dr. Bambang Eko Hari Cahyono, yang dihubungi jurnalis di ruang kerjanya membenarkan adanya dugaan pelecehan seksual yang dilakukan kepala desa, tempat mahasiswi ber-KKN.

“Waktu korban saya panggil dan saya tanya, mengakui semua perbuatan tak terpuji oleh Kades itu. Bahkan, saat korban diajak keluar Kades dengan mobil Panther pada malam hari, itu disaksikan puluhan mahasiswa lain teman korban ber-KKN,” cetus Bambang Eko.

Bambang Eko Pembantu Rektor III meyakini, apa yang dituturkan korban itu benar dan percakapan what shap . Dan apa yang dilakukan Kades terhadap korban, juga benar saksinya 30 Anggota kelompok ber KKN.

Bambang Eko berlogika, saat KKN korban dalam kondisi sehat jasmani dan rohani. Tidak gila Secara psikis, ucapnya, tidak mungkin orang ‘kecil’ berani mengada-ada terhadap orang ‘besar’, jika apa yang dia ucapkan itu tidak benar atau bohong “Kan begitu logika intelektualnya, Mas?,” dalil Bambang Eko singkat.

Sementara Camat Lembeyan, Samsi Hidayat, kepada jurnalis usai menerima aspirasi warga, pihaknya akan segera mengambil sikap terkait pengaduan warga tersebut.

“Aspirasi warga desa itu saya terima. Tapi kan bukan ranah saya untuk memutuskan. Sebab itu secepatnya saya akan melaporkan persoalan ini kepada pimpinan saya Bapak Bupati Magetan ” janji Samsi Hidayat.

Aksi unjuk rasa warga Desa Kediren itu berlangsung tertib. Warga diterima Camat Lembeyan dan unsur Muspika setempat.

Jika aparatur pemerintah daerah tidak segera menyelesaikan dengan serius, warga mengancam tetap menuntut Oknum Kades Dwi heri Susanto di Nonaktifkan , Aliansi Warga Peduli Magetan siap berunjuk rasa lagi dengan Gelombang Massa yang lebih besar (Red/Asep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *